Translate

Rabu, 26 Desember 2012

TV SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN



TV SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Dalam melakukan pembelajaran tidak hanya materi saja yang dibutuhkan, tetapi perlu adanya metode mengajar dan media pengajaran sebagai alat bantu mengajar. Metode mengajar adalah metode dan teknik yang digunakan guru dalam melakukan interaksi dengan peserta didik, agar info/materi pengajaran sampai pada peserta didik. Sedangkan media sebagai alat bantu mengajar. Kedudukan media pengajaran sebagai alat bantu mengajar yang ada dalam metodologi pengajaran.
Media pengajaran meskipun sebagai alat namun memiliki peran penting dalam pembelajaran. Keberadaannya sangat dibutuhkan. Penyampaian materi tanpa media akan sulit diterima oleh peserta didik. Media pengajaran memiliki berbagai jenis,yaitu audio, visual, dan audio visual.
Media pembelajaran memiliki berbagai macam atau model agar materi yang disajikan tersampaikan. Salah satunya adalah media TV. Saat ni televisi mendapat cap negatif dari kalangan publik program-program yang dipilih penonton, namun hal ini bukan berarti pendidik melarang siswa untuk menonton TV. Perdidik perlu metode agar TV bisa sebagai media pembelajaran yang efektif.
B.     Rumusan Masalah
1.      Pengertian dan macam televisi.
2.      Pemanfaatan televisi dalam pembelajaran.
3.      Kelebihan dan kekurangan penggunaan TV dalam pembelajaran.






A.    Pengertian dan Macam Televisi
Televisi adalah sebuah media telekomunikasi terkenal yang berfungsi sebagai penerima siaran gambar berkegak beserta suara, baik itu yang monokrom (hitam putih) maupun berwarna. Kata televisi merupakan gabungan dari kata tele (jauh) dari bahasa Yunani dan visio (penglihatan) dari bahasa latin, sehingga televisi dapat diartikan sebagai alat komunikasi jarak jauh yang menggunakan media visual/penglihatan. Televisi adalah sistem elektronik yang mengirimkan gambar diam dan gambar hidup bersama suara melalui kabel atau ruang. Sistem ini menggunakan peratalan yang mengubah cahaya dan suara ke dalam gelombang elektrik dan mengkonversinya kembali ke dalam cahaya yang dapat dilihat dan suara yang dapat didengar.[1]
Perkembangan dunia informasi dan hiburan saat ini telah berkembang pesat. Televisi salah satunya. Televisi merupakan salah satu media massa elektronik yang memberikan informasi dan hiburan secara audio dan visual. Sejak ditemukannya sejak abad sembilan belas, kini manusia dapat menikmati hanya dengan memencet tombol-tombol pada alat canggih tersebut.
Media pembelajaran berbasis audio visual adalah media penyaluran pesan dengan memanfaatkan indra pendengaran dan penglihatan. Secara umum media audio visual menurut teori kerucut pengalaman Edger Dale memiliki efektivitas yang tinggi dari pada media visual atau audio.[2] Televisi merupakan salah satu media audio visual. Dalam menikmati ataupun menggunakannya membutuhkan indra pengliharan dan pendengaran agar informasi atau hiburan yang diinginginkan diperoleh secara maksimal.
Televisi dapat dijadikan sarana pembelajaran yang efektif dan efisien. Keuntungan ini tersedia melalui berbagai tayangan yang disajikannya. Kita hanya tinggal memilah dan memilih tayangan atau saluran-saluran televisi mana yang cukup memadai sebagai sarana pembelajaran kita. Di sini televisi diletakkan pada kerangka positif, sebagai media pertukaran informasi, pemikiran, dan karya, sebagai media bahan kajian ilmiah, dokumentasi, dan lain sebagainya.[3]
Media televisi mempunyai beberapa jenis, yakni televisi terbuka, televisi siaran terbatas (TVST) atau CCTV, dan video cassette record (VCR).
1.      Televisi Terbuka
Televisi terbuka adalah media audiovisual bergerak yang berfungsi menyampaikan pesan melalui pancaran gelombang elektromagnetik dari satu stasiun, kemudian pesawat tersebut diterima oleh pemirsa melalui pesawat televisi.
Media inilah yang sering kali kita lihat di rumah-rumah. Media televisi bisa dijadika sebagai media pembelajaran secara mandiri di rumah bagi anak didik dengan melihat berbagai acara pembelajaran yang ditanyangkan di setiap stasiun televisi, selain itu media televisi bisa dijadikan media pembelajaran secara langsung.
2.      Televisi Siaran Terbatas/ CCTV (Core Circuit Television)
Televisi siaran terbatas atau CCTV adalah media audio visual gerak yang menyampaikan pesannya didistribusikan melalui kabel yang sifatnya lokal.dengan kata lain kamera televisi mengambil suatu obyek di studio, misalnya guru yang sedang mengajar kemudian hasil pengambilan gambar tadi didistribusikan melalui kabel ke pesawat televisi atau monitor yang ada di ruangan kelas.
3.      Video Cassette Record (VCR)
Proses rekaman media ini menggunakan kaset video, sedangkan penayangannya bisa dilakukan melalui televisi, dengan demikian VCR bisa diputar menggunakan pemutar kaset video yang tampilan visualnya menggunnakan televisi.
Karena memakai pemutar video sendiri, maka penayangan VCR di pesawat televisi bisa dilakukan secara berulang-ulang dan disesuaikan dengan kebutuhan. Sehingga akan mempermudah proses pengajaran dan pembelajaran. Hasilnya, anak didik akan mendapatkan penjelasan yang jauh lebih komprehensif dibandingkan televisi. Selain itu anak didik langsung bisa merespons pesan yang disampaikan.
Sebagai media, televisi memiliki empat fungsi, yakni fungsi komersial, alat hiburan, penyampai informasi, dan edukasi. Sayangnya, fungsi yang terakhir, yakni edukasi, kerap terabaikan. Sebagai penyeimbang membeludaknya acara hiburan, kini televisi edukasi menjadi penting. Mengacu pada pandangan bahwa anak-anak lebih mudah meniru serta melakukan segala hal yang mereka lihat ketimbang segala hal yang mereka dengar, maka efek positif televisi bagi perkembangan intelektual anak bisa dioptimalkan. Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) melalui Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan (Pustekkom) telah mencanangkan dimulainya siaran Televisi Edukasi (TVE) pada tahun 2003. Harapannya tentu saja televisi edukasi bisa menambah wawasan dan kepintaran.[4]
B.     Pemanfaatan Televisi dalam Pembelajaran
Pembelajaran dengan mempergunakan TV Edukasi penting dilakukan, karena dengan mempergunakan tayangan TV Edukasi dalam pembelajaran, maka guru dapat terbantu untuk menyampaikan hal-hal yang tidak bisa dibawa guru di kelas karena obyek pembelajaran terlalu kecil (misal: sel, atom, unsur, jaringan, dll), obyek pembelajaran terlalu besar (misal: gunung, samudra, pesawat udara, dll), kendala geografis (misal: hutan, jurang, pulau terpencil, dll), berbahaya (misal: bencana alam, ledakan nuklir, dll), informasi dan pengetahuan baru yang sebelumnya tidak pernah didapat guru semasa sekolah ataupun kuliah (misal:semangka berbentuk kubus atau balok).
Ada 3 pola atau cara pemanfaatan program siaran TVE yang sejauh ini telah dimanfaatkan, yaitu sebagai berikut:
1.       Pemanfaatan Program Siaran TVE sesuai dengan Jadwal Siaran TVE (Pemanfaatan Siaran TVE secara langsung). Di mana agar pembelajaran selaras dengan jam tayang TVE, maka guru mendownload jadwal tersebut dari situs TVE di internet, atau melalui situs pencari (misal: Google). Selain itu, guru dapat merelaui siaran dari TVRI, karena TVE telah melakukan kerjasama dengan stasiun TVRI, program TVE yang ditayangkan adalah diprioritaskan pada mata pelajaran matematika, bahasa Indonesia, dan bahasa Inggris untuk peserta didik SMP dan MTs.
2.       Pemanfaatan siaran TVE sebagai penugasan. Berdasarkan jadwal tayangan siaran TVE yang ada, guru menugaskan para peserta didiknya untuk mengikuti tayangan siaran TVE tentang mata pelajaran tertentu pada waktu tertentu. Peserta didik dapat melaksanakan tugas ini di sekolah atau di rumah, baik secara perseorangan maupun dalam bentuk kelompok kecil. Untuk membantu pelaksanaan tugas ini, guru hendaknya memberikan format laporan hasil penugasan disertai penjelasan seperlunya. Guru juga menginformasikan batas waktu penyerahan hasil pelaksanaan tugas dan cara-cara penyajiannya di kelas. Pada hari dan waktu yang telah ditetapkan, guru meminta para peserta didiknya untuk manyajikan hasil tugas yang telah dikerjakan di hadapan teman sekelasnya. Peserta didik yang belum mendapat kesempatan untuk menyajikan hasil tugasnya, berperan untuk mengkaji dan memberikan pendapat, tanggapan atau komentar. Melalui aktivitas pembelajaran yang demikian ini, peserta didik dilatih menyusun bahan presentasi, memberikan pendapat, tanggapan atau komentar, dan sekaligus juga berlatih berdiskusi, dan membuat rangkuman/kesimpulan. Pada akhir kegiatan, guru dapat memberikan arahan atau hal-hal yang dinilai penting untuk pengembangan kemampuan peserta didik.
3.       Pemanfaatan program siaran TVE sebagai pengisi jam pelajaran kosong. Apabila guru berhalangan hadir karena sesuatu hal, maka guru piket atau guru serumpun dapat mengisi jam pelajaran kosong yang ada dengan menayangkan siaran TVE. Intinya adalah bahwa peserta didik tetap dapat belajar sekalipun guru mata pelajaran tertentu berhalangan hadir misalnya. Kegiatan pembelajaran tetap dapat berjalan sebagaimana biasanya. Guru piket atau guru serumpun tinggal menyelenggarakan kegiatan pembelajaran mengikuti RPP yang telah disiapkan sebelumnya. Apabila ada hal-hal yang berkembang selama kegiatan pembelajaran berlangsung, guru pengganti (guru piket atau guru serumpun) dapat mencatatnya dan menyampaikannya kepada guru mata pelajaran yang bersangkutan untuk dilakukan tindak lanjut.[5]



[1] Sukiman, Pengembangan Media Pembelajaran, (PT Pustaka Insan madani, 2012), hlm. 191
[2] Ibid., hlm. 184
[3] Mediapembelajaran.blogspot/media-televisi-sebagai-sarana-pembelajaran.html (sabtu,10-11-2012/16:20)
[4] media pembelajaran.wordpress/Televisi Sebagai Media Pembelajaran « IT – Spenma.htm (sabtu 10-11-2012/16:10)
[5] Ibid.,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar